Short Profile

saatnya untuk bercerita....

Berkali-kali ingin menuliskan apa yang ada di pikiran saya tentang perjalanan hidup yang penuh suka, duka dan tak sempurna. Menuliskan sejumlah Nilai dari eksplorasi diri tiada henti. Dorongan itu layaknya sebuah “bola salju”, yang selalu “menggelinding” dan selalu mengorek pikiran saya. Kapankah saya akan memulainya? Ternyata memulai  untuk menulis itu tak semudah kita mengangan-angankannya. Terlalu banyak alasan yang  tiba-tiba muncul ketika ingin memulainya dan hambatannya melebihi sebuah niatan. Hmmm... dengan sedikit tertegun saya mulai merenung , kapankah kira-kira waktu yang tepat untuk itu? Secara bersamaan, seorang teman memberikan saya sebuah tape recorder mini ketika mendengar cerita ini, dan bahkan menyarankan saya agar belajar untuk menulis dan mengeluarkan segala ide yang ada di pikiran saya. Tapi, sudah setahun alat itu hanya terdiam dan teronggok tak bergerak, apalagi tersentuh oleh tangan saya. Betapa berdosanya saya, karena mengabaikan pemberian itu.  Tantangan kedua muncul ketika saya menerima segepok dokumen yang dikirim melalui pos  yaitu usulan pengangkatan saya sebagai seorang dosen. Ketika saya buka,  kembali tersirat ... “Mana tulisan tangan dari hasil pemikiranmu Wim?”... Wah betapa besar dorongan itu.

Setelah lama merenung, sepertinya saya harus memulainya.... “the journey of a thousand miles begin in one step”... rasanya ini pepatah yang paling tepat untuk menggambarkan dorongan ini saat itu... walaupun tak mudah, ok lah saatnya untuk bercerita.... rasanya belum terlalu tua untuk bercerita.

Menulis adalah sesuatu hal yang selalu saya idamkan. Spiritnya adalah berbagi. Walaupun saya akui berbagi tentunya secara kodrati tidak mudah, karena untuk berbagi tentunya harus ada yang dibagi, dan juga tentunya harus ada suatu yang kita miliki. Rasanya tak elok untuk  membagi punya orang lain, walaupun itu dimungkinkan. Agar kita memiliki sepertinya juga tidak mudah, karena untuk memiliki kita harus melakukan upaya untuk itu, kemauan harus seimbang dengan kemampuan, begitu kata orang kebanyakan. Tentunya upaya adalah salah satu cara bagaimana kita merealisasikan niatan tersebut. Karena niat pun tak mungkin cukup bila kita ingin mengharapkan suatu hasil, terlalu banyak faktor yang terlibat didalamnya.

Yang akan selalu menjadi pertanyaan, apakah yang kita bagi akan bermanfaat bagi orang lain? Tentunya pertanyaan ini tak mudah untuk dicari jawabannya, terlalu banyak kemungkinan, bisa ya dan bisa tidak. Tapi “ forget it” lah, yang penting ada niatan baik, walaupun luarnya hitam yang penting isinya putih, seperti para leluhur Dinasti Manggis Raja Bali sampaikan secara turun temurun kepada saya. Utamakan ketulusan dalam berbagi dan bertindak dan juga perlu  kerendah-hatian, niscaya spirit positif akan selalu melingkupi kita. Ketika anda sudah berupaya dan berdoa, langkah terakhir yang anda harus lakukan adalah “pasrah”.

OM ASATOMA SADGAMAYA, TAMASOMA JYOTRIGAMAYA, MRITHYORMA AMRUTAMGAMAYA, OM SHANTI, OM SHANTI, OM SHANTI… Lead us from darkness to light, from ignorance to truth, and from death to eternity, let peace prevail everywhere.

Disamping karena dorongan itu, saya memiliki keyakinan yang kuat bahwa saya adalah seorang pembelajar yang baik terhadap segala fenomena social yang terjadi, dan dari yang saya pelajari, melalui niatan yang tulus, saya coba berbagi kepada anda semua melalui laman ini.